Thursday, November 4, 2010

akhirnya kutemui kebenaran - ahmad tijani - ayat Inqilab dan sahabat

I Ayat Inqilab
Allah berfirman,"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul.
Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)?
Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat
mendatangkan mudarat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi
balasan kepada orang-orang yang bersyukur" (Al-Qur'an 3: 144)
Ayat ini amat jelas menunjukkan bahawa sahabat akan berbalik ke
belakang setelah wafatnya Rasulullah SAWA dan hanya sedikit yang
masih tetap konsisten seperti yang tersirat di dalam kandungan ayat
tersebut. Ini dapat kita fahami dari ungkapan kalimah "as-Syakirin" yang
menunjukkan masih adanya orang-orang yang tetap dan konsiten dan
tidak berbalik ke belakang. Orang-orang as-Syakirin ini tidak berjumlah
banyak seperti yang difirmankan oleh Allah di dalam ayat lain:"Dan
sedikit sekali dan hamba-hambaKu yang berterima kasih" (Al-Qur'an
34:13).
Serangkaian hadith-hadith Nabi juga menafsirkan ayat ini seperti yang
akan kita sebutkan sebahagiannya. Walaupun Allah tidak sebutka balasan
yang akan ditimpakan kepada orang-orang yang berbalik ke belakang di
dalam ayat ini dan hanya memuji serta akan memberi ganjaran kepada
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 106
orang-orang yang bersyukur sahaja, namun sudah sangat jelas bahawa
mereka yang berbalik ke belakang sudah pasti tidak akan mendapatkan
apa-apa ganjaran. Hal ini akan kita bincangkan Insya Allah di dalam
melihat hadith-hadith Nabi yang berkenaan dengannya. Ayat ini juga
tidak dapat ditafsirkan kepada orang-orang seperti Tulaihah, Sujah, dan
al-Aswad al-Ansi, lantaran inginkan memelihara kemuliaan sahabat. Sebab
tiga orang di atas telah murtad di zaman baginda sendiri. Nabi telah
memerangi mereka dan mengalahkan mereka. Ayat ini juga tidak dapat
ditasfirkan kepada Malik bin Nuwairah dan para pengikutnya yang enggan
memberikan zakat di zaman Abu Bakar lantaran berbagai sebab. Antara
lain: kerana mereka berhati-hati dan ingin tahu perkara yang sebenarnya.
Mengingat mereka pergi haji bersama Rasulullah di Hujjah al-Wada' (haji
Nabi yang terakhir) dan di sana mereka telah membai'ah Imam Ali bin
Abi Talib di Ghadir Khum setelah beliau dilantik oleh baginda sebagai
khalifahnya. Abu Bakar juga memberikan bai'ah. Tiba-tiba mereka
terkejut dengan kedatangan seorang utusan sang khalifah (Abu Bakar)
yang memberitahu mereka bahawa Nabi SAWA telah wafat, dan atas
nama khalifah baru, yakni Abu Bakar, mereka meminta harta zakat.
Peristiwa ini juga hampir diabaikan oleh sejarah kerana beralasan ingin
menjaga kemuliaan sahabat. Sedangkan Malik dan para pengikutnya juga
adalah orang-orang Muslim. Hal ini di saksikan sendiri oleh Umar dan Abu
Bakar serta beberapa sahabat yang lain. Mereka membantah Khalid bin
Walid kerana membunuh Malik bin Nuwairah ini. Dan sejarah sendiri
membuktikan bahawa Abu Bakar membayar diat (ganti rugi akibat
pembunuhan) Malik kepada saudaranya Mutammin dari harta Baitul Mal
dan meminta maaf atas pembunuhan ini. Padahal di dalam Islam sangat
jelas bahawa mereka yang murtad wajib dibunuh, diatnya tidak boleh
diberikan dari Baitul Mal dan tidak perlu meminta maaf.
Apa yang penting adalah ayat inqilab ini yang memberi maksud kepada
para sahabat yang hidup di zaman Nabi dan di kota Madinah itu sendiri.
Ianya menunjukkan bahawa mereka akan berbalik ke belakang segera
setelah wafatnya baginda Nabi SAWA. Hadith-hadith Nabi
menerangkannya sejelas-jelasnya tentang hal ini dan tidak menyiratkan
sebarang keraguan. Dan kita akan bincangkan hal ini di dalam perbahasan
kemudian, Insya Allah. Sejarah juga sebaik-baik bukti atas inqilab
(berbalik ke belakang) mereka setelah wafatnya Nabi ini. Dan kita akan
lihat betapa sedikitnya yang selamat ketika kita teliti peristiwaperistiwa
yang berlaku di antara kalangan para sahabat itu sendiri.
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 107
II Ayat Jihad
Allah berfirman,"Wahai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya
apabila dikatakan kepada kamu:"Berangkatlah (untuk berperang) di jalan
Allah kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu
puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan akhirat? Padahal
kenikmatan kehidupan di dunia (dibandingkan dengan kehidupan) di
akhirat hanyalah sedikit. Jika kamu tidak berangkat untuk berperang,
nescaya Allah menyiksa kamu dengan siksaan yang pedih dan digantinya
(kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi
kemudaratan kepadaNya sedikitpun. Allah Maha Berkuasa atas segala
sesuatu" (Al-Qur'an 38: 39). Maha Benar Allah Yang Maha Agung.
Ayat ini juga sangat jelas mengatakan bahawa sahabat merasa berat
untuk pergi berjihad di jalanNya. Mereka lebih memilih untuk hidup di
dunia walau mereka tahu kenikmatannya hanya sedikit sekali. Sikap
mereka ini dicela oleh Alla dan diancam dengan azab yang pedih. Dan
Allah akan mengganti mereka dengan orang-orang Mukmin lain yang jujur.
Ancaman penggantian ini tersurat di dalam berbagai ayat Al-Qur'an. Ini
menunjukkan bahawa mereka seringkali menunjukkan rasa berat di dalam
berjihad di jalan Allah SWT. Di dalam ayat lain Allah berfirman," Dan
jika kamu berpaling, nescaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum
yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini)" (Al-Qur'an 47: 38).
Atau firman Allah yang lain,"Hai orang-orang yang beriman, barang siapa
di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan
mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun
mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap Mukmin, yang
bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah,
dan tidak takut kepada celaan orang-orang yang suka mencela. Itulah
kurnia Allah yang diberikan kepada siapa yang dikehendakiNya, dan Allah
Maha Luas (pemberianNya) lagi Maha Mengetahui" (Al-Qur'an 5:54).
Kalau kita ingin memperincikan ayat-ayat yang menyirat makna seperti ini
dan mengungkapkan kebenaran adanya pembahagian taraf sahabat
seperti yang dikatakan oleh Syiah, khususnya sahabat seperti yang kita
bincangkan ini, maka tak syak lagi ia akan memerlukan suatu buku
tersendiri. Al-Qur'an telah mengungkapkannya dengan nada yang ringkas
dan sangat fasih. Firman Allah,"Dan hendaklah ada di antara kamu
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 108
segolongan ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada
ma'aruf dan mencegah dari mungkar. Merekalah orang-orang yang
beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang berceraiberai
dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada
mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksaan yang berat.
Pada hari yang di waktu itu ada muka menjadi hitam muram. Adapun
orang-orang yang menjadi hitam muram mukanya (kepada mereka
dikatakan):"Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Kerana itu
rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu?" Adapun orang-orang yang
menjadi putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah
(syurga); mereka kekal di dalamnya" (Al-Qur;an 3: 104-107). Maha Benar
Allah Yang Maha Tinggi Dan Maha Agung.
Bagi para pengkaji dan peneliti, mereka tahu bahawa ayat ini bercakap
dengan para sahabat dan mengingatkan mereka dari perselisihan dan
perpecahan setelah datangnya hujah-hujah yang jelas. Ia mengancam
mereka dengan azab yang pedih dan membahagi mereka kepada dua
golongan. Yang satu akan dibangkitkan kelak dengan muka berseri-seri;
mereka adalah orang-orang yang bersyukur yang berhak menerima
rahmat Allah SWT. Yang lain akan dibangkitkan kelak dengan muka yang
hitam dan muram; mereka adalah orang-orang yang telah murtad setelah
mereka beriman. Dan Allah telah mengecam mereka dengan azab yang
pedih.
Jadi, jelas bahawa para sahabat telah berpecah dan berselisih setelah
wafatnya Nabi SAWA. Mereka telah menyalakan api fitnah sehingga
mereka saling berperang dan menumpahkan darah yang mengakibatkan
kemunduran kaum Muslimin dan menjadi sasaran musuh-musuhnya. Ayat
di atas tidak dapat ditakwilkan atau diubah pengertiannya lain dari apa
yang difahami oleh akal.
III Ayat Khusyuk
Firman Allah,"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman
untuk menundukkan hati mereka mengingati Allah dan kepada kebenaran
yang telah turun (kepada mereka). Dan janganlah mereka menjadi seperti
orang-orang yang sebelumnya yang telah diturunkan al-Kitab kepadanya,
kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka
menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 109
yang fasik" (Al-Qur'an 57: 16). Maha Benar Allah Yang Maha Tinggi Dan
Maha Agung.
Di antara kitab al-Dur al-Manthur oleh Jallaluddin as-Suyuti, beliau
berkata,"Ketika sahabat-sahabat Nabi datang ke Madinah, mereka
merasakan kenyamanan hidup dibandingkan dengan penderitaan yang
mereka alami sebelumnya. Seakan-akan mereka menjadi lemah atas
sebahagian kewajipan yang sepatutnya dilakukan sehingga mereka
dihukum seperti yang tersurat dalam ayat ini. Di dalam riwayat lain dari
Nabi SAWA yang bersabda, bahawa Allah SWT melihat keengganan hati
para Muhajirin walau setelah tujuh belas tahun dari turunnya ayat
berikut,"Bukankah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman...."
Nah, jika para sahabat - manusia yang paling baik dalam pandangan Ahlul
Sunnah Wal Jamaah - masih belum mempunyai hati yang khusyuk dan
tunduk ketika mengingati Allah dan kepada kebenaran yang telah
diturunkan sepanjang tujuh belas tahun, sehingga Allah melihat
keengganan mereka dan menegur mereka serta mengingatkan mereka
dari memiliki hati yang keras yang mungkin boleh membawa kepada
kefasikan, maka kita tidak dapat menyalahkan orang-orang Quraisy yang
masuk Islam pada tahun ke tujuh Hijrah setelah pembukaan Mekah.
Demikianlah sebahagian contoh yang dapat aku simpulkan dari Kitab
Allah. Buktinya sangat kuat menunjukkan bahawa tidak semua sahabat
adalah adil seperti yang dikatakan oleh Ahlul Sunnah Wal Jamaah. Dan
jika kita teliti di dalam hadith-hadith Nabi, maka kita akan dapati
contoh-contoh lain yang berlipat ganda. Mengingat aku telah berjanji
untuk membuatnya secara ringkas, maka aku tuliskan sebahagian contoh
sahaja, dan biarlah pengkaji-pengkaji lain meneliti permasalahan ini
dengan lebih dalam lagi.
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 110

Pandangan Rasul Tentang Sahabat
I Hadith Telaga
Bersabda Rasulullah SAWA: ketika aku sedang berdiri tiba-tiba datang
sekelompok orang yang aku kenal. Lalu keluarlah seorang di antara kami
dan berkata,"Mari". Aku tanya,"Ke mana?" Jawabnya,"Ke neraka, demi
Allah". "Apa kesalahan mereka?" Tanyaku. "Mereka telah murtad
setelahmu dan berbalik kebelakang dari kebenaran, dan aku perhatikan
tiada yang tersisa melainkan (sedikit sekali) seperti sekelompok unta
yang tertinggal", jawabnya [11].
Rasulullah SAWA bersabda: Aku akan mendahului kalian di Telaga Haudh.
Siapa yang berlalu dariku dia akan minum dan siapa yang minum tidak
akan dahaga selama-lamanya. Kelak ada sekelompok orang yang aku kenal
dan mereka juga mengenalku datang kepadaku; kemudian mereka
dipisahkan dariku. Aku akan berkata: apa yang telah mereka lakukan
setelah ketiadaanmu. Dan aku pun berkata: Nyahlah, nyahlah mereka
yang telah berubah setelah ketiadaanku".
Orang yang merenungkan makna hadith-hadith seumpama ini yang
diriwayatkan sendiri oleh ulama Ahlul Sunnah Wal Jamaah di dalam
berbagai kitab sahih mereka, akan tidak akan ragu lagi membuat
kesimpulan bahawa kebanyakan sahabat telah berubah bahkan telah
berbalik ke belakang setelah wafatnya Nabi SAWA melainkan segelintir
kecil sahaja yang diibaratkan oleh Nabi SAWA seperti sekelompok unta
yang tertinggal. Hadith ini tidak dapat ditafsirkan bahawa ianya
bermaksud kepada golongan orang-orang munafik, mengingat nas itu
sendiri berkata: sahabatku, sahabatku (ashabi). Dan ianya juga sebagai
tafsir atau realisasi dari ayat-ayat al-Qur'an yang menyebutkan tentang
sikap mereka yang berbalik ke belakang sehingga diancam oleh Allah
dengan api neraka, seperti yang telah disentuh di atas.
II Hadith: Bersaing Untuk Dunia
Bersabda Nabi SAWA,"Aku akan mendahului kalian dan akan menjadi
saksi kepada kalian. Demi Allah aku kini melihat Haudhku (telaga di
syurga) dan aku juga telah diberikan kunci kekayaan bumi (atau kunci
bumi). Demi Allah aku tidak khuatir kalian akan mensyirikkan Allah
setelahku, tetapi aku khuatir kalian akan bersaing untuknya (dunia)" [12].
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 111
Sungguh benar apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAWA. Mereka telah
bersaing dan berlumba-lumba untuk dunia ini sehingga pedang-pedang
mereka dihunuskan, berperang, dan saling mengkafirkan. Sebahagian
sahabat yang besar menimbunkan emas dan perak. Para ahli sejarah
seperti al-Masu'di di dalam kitabnya Muruj az-Zahab dan Tabari dan
lain-lainya lagi mencatatkan bahawa kekayaan Zubair sahaja mencapai
lima puluh ribu dinar, seribu ekor kuda, seribu orang hamba sahaya dan
sejumlah tanah di Basrah, Kufah, Mesir, dan lain-lain lagi [13]. Dan
Talhah mempunyai kekayaan pertanian di Iraq di mana setiap harinya
menghasilkan seribu dinar, konon lebih dari itu. Abdul Rahman bin Auf
mempunyai seratus ekor kuda, seribu unta, dan sepuluh ribu kambing.
Sesuku dari seperlapan hartanya yang dibahagi-bahagikan kepada
isterinya selepas meninggalnya mencapai lapan puluh empat ribu [14].
Ketika Uthman bin Affan meninggal dunia, beliau telah meninggalkan
sejumlah seratus lima puluh ribu dinar, tidak terhitung binatang
ternakdan tanah-tanah subur tidak terkira. Emas dan perak yang
ditinggalkan oleh Zaid bin Thabit sedemikian banyaknya sehingga harus
dipecahkan dengan kapak. selain dari harta dan tanah yang bernilai
seratus ribu dinar [15].
Demikianlah sebahagian contoh yang dapat kita lihat di dalam sejarah.
Kita tidak bermaksud membahasnya secara terperinci dan cukup sekadar
sebagai bukti betapa mereka tergoda oleh kemewahan dunia dan
kenikmatannya.
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 112
Pandangan Sahabat Antara Satu Sama Lain
1. Kesaksian Mereka Atas Perubahan Sunnah Nabi
Abu Sai'id al-Khudri berkata,"Pada Hari Raya Eidul Fitri dan Eidul Adha,
Rasulullah SAWA keluar untuk solat. Setelah itu beliau berdiri
menghadap para hadirin yang masih duduk di saf lalu berkhutbah
menasihati mereka dan mengeluarkan perintahnya". Abu Sa'id
melanjutkan,"Cara seperti ini terus dilanjutkan oleh para sahabat Nabi
sehinggalah suatu hari aku keluar bersama Marwan yang pada waktu itu
merupakan Gabenor Kota Madinah untuk pergi solat Hari Raya Eidul Fitri
atau Eidul Adha. Ketika kami tiba di tempat solat, Marwan terus naik ke
atas mimbar yang dibuat oleh Kathir bin Shalt. Aku tarik bajunya tetapi
ditolaknya aku. Kemudian beliau berkhutbah sebelum memulakan solat.
Aku katakan kepadanya:"Demi Allah, kalian telah mengubah."Hai Aba
Sai'd! Telah sirna apa yang engkau ketahui", jawabnya. Aku katakan
kepadanya:"Demi Allah, apa yang aku tahu adalah lebih baik dari apa yang
tidak aku aku ketahui". Kemudian Marwan berkata lagi:"Orang-orang ini
tidak akan duduk mendengar khutbah kami setelah solat kerana itu aku
lakukan khutbah sebelumnya" [16].
Aku cuba meneliti gerangan apakah yang menyebabkan sahabat seperti
ini mengubah sunnah Nabi. Akhirnya aku temukan bahawa Bani Umaiyyah
- yang majoritinya sebagai sahabat Nabi - terutama sekali Muawiyah bin
Abu Sufian yang kononnya sebagai Penulis Wahyu, sentiasa memaksa
orang untuk mencaci dan melaknat Ali bin Abi Talib dari atas mimbarmimbar
masjid. Muawiyah menyuruh para pekerjanya di setiap negeri
untuk menjadikannya sebagai suatu "sunnah" (tradisi) yang mesti diikuti
oleh para khatib. Ketika sebahagian sahabat memprotes ketetapan ini,
Muawiyah tidak segan-silu menyuruh mereka dibunuh atau dibakar.
Muawiyah telah membunuh sebahagian sahabat yang sangat terkenal
seperti Hujr bin U'dai berserta para pengikutnya, dan sebahagian lain
dikuburkan hidup-hidup."Kesalahan" mereka adalah kerana mereka
enggan mengutuk Ali dan memprotes Muawiyah.
Abu A'la al-Maududi di dalam kitabnya al-Khalifah Wal Muluk (Khalifah
dan Kerajaan) menukilkan dari Hasan al-Basri yang berkata,"Ada empat
perkara dalam diri Muawiyah, yang seandainya ada satu sahaja, sudah
cukup untuk mencelakakannya:
1. Dia berkuasa tanpa melakukan sebarang musyawarah sementara
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 113
sahabat-sahabat lain yang merupakan cahaya kemuliaan masih hidup.
2. Dia melantik puteranya sebagai pemimpin setelahnya, padahal
puteranya itu seorang yang pemabuk dan pencandu minuman keras serta
bemain muzik.
3. Dia menganggap Ziyad (Ziyad bin Abihi atau bapanya - seorang anak
zina), padaha Rasulullah SAWA bersabda:"Anak adalah milik bapanya dan
bagi yang melacur dikenakan hukum rejam dengan batu".
4. Dia membunuh Hujr dan para pengikutnya. Maka celakalah dia kerana
Hujr; maka celakalah dia kerana Hujr dan para pengikut Hujr" [17].
Sebahagian sahabat-sahabat yang Mukmin lari dari masjid setelah
selesai solat kerana tidak mahu mendengar khutbah yang diakhiri dengan
kutukan kepada ali dan keluarganya. Itulah kenapa Bani Umaiyyah
mengubah Sunnah Nabi dengan mendahulukan khutbah sebelum solat agar
yang hadir terpaksa mendengarnya. Nah, sahabat jenis apa ini yang tidak
takut merubah Sunnah Nabinya, bahkan hukum-hukum Allah agar dapat
meraih cita-citanya yang rendah dan mengungkapkan rasa dengkinya yang
sudah terukir. Bagaimana mereka boleh melaknat seorang yang telah
Allah bersihkan dia dari segala dosa dan nista dan diwajibkan oleh Allah
untuk bersalawat kepadanya sebagaimana kepada RasulNya, dan Allah
wajibkan kepada semua manusia untuk mencintainya sehingga Nabi
bersabda:"Mencintai Ali adalah iman dan membencinya adalah nifak" [18].
Namun sahabat-sahabat ini telah merubahnya dan berkata: kami telah
dengar tetapi kami tidak mematuhinya; yang sepatutnya mereka
bersalawat kepadanya, mencintainya dan taat patuh kepadanya, tetapi
mereka caci dan melaknatnya sepanjang enam puluh tahun seperti yang
dicatat oleh sejarah. Jika sahabat-sahabat Musa telah berpakat
terhadap Harun dan hampir-hampir membunuhnya "Harunnya"(Alli) dan
mengejar-ngejar anak keturunannya serta para Syiahnya di setiap
tempat dan ruang. Mereka telah hapuskan nama-nama dan bahkan
melarang orang menggunakan nama mereka. Tidak sekadar itu, mereka
juga melaknat dan memaksa para sahabat yang agung untuk melaknat.
Demi Allah, aku berdiri hairan dan terpaku ketika aku baca buku-buku
sahih kita dan apa yang dimuatkannya tentang berbaga hadith yang
menceritakan betapa kecintaan Rasul kepada saudaranya dan anak
pamannya iaitu Ali bin Ali Talib serta pengutamaannya dari sahabatsahabat
yang lain. Sehingga baginda bersabda,"Engkau (wahai Ali) di
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 114
sisiku bagaikan kedudukan Harun di sisi Musa, hanya sahaja tiada Nabi
selepasku"[19]. Atau sabdanya,"Engkau daripadaku dan aku
daripadamu"[20]. Dan sabdanya lagi,"Mencintai Ali adalah iman dan
membencinya adalah nifak"[21]. Sabdanya,"Aku adalah kota ilmu dan Ali
pintunya"[22]. Dan sabdanya,"Ali adalah wali (pemimpin) selepasku"[23].
Dan sabdanya,"Siapa yang menganggap aku sebaga maulanya
(pemimpinnya), maka Ali adalah maulanya juga. Ya Allah sokonglah mereka
yang mewilanya dan musuhilah mereka yang memusuhinya"[24].
Jika kita ingin menuliskan semua keutamaan Ali yang disabdakan oleh
Nabi SAWA dan diriwayatkan oleh ulama-ulama kita dengan sanadnya
yang sahih, maka ia pasti memerlukan suatu buku tersendiri. Bagaimana
sahabat-sahabat seperti itu pura-pura tidak tahu akan hadith ini, lalu
mencacinya, memusuhinya, melaknatinya dari atas mimbar dan membunuh
atau memerangi mereka?
Aku tidak menemukan sebarang alasan atas tindakan mereka ini
melainkan kerana cinta kepada dunia dan berlumba-lumba kerananya atau
kerana sifat nifak ata berbalik ke belakang dan berpaling dari kebenaran.
Aku juga cuba melemparkan tanggungjawab ini kepada sebahagian
sahabat yang terkenal jahat atau sebahagian orang-orang munafik.
Namun sayang sekali, yang aku temukan adalah para sahabat agung dan
yang terkenal. Orang yang pertama mengancam akan membakar rumahnya
berserta para penghuninya adalah Umar bin Khatab, orang pertama yang
memeranginya adalah Talhah, Zubair, Ummul Mukminin Aisyah binti Abu
Bakar, Muawiyah bin Abu Sufian, dan Amru bin As serta lain-lain lagi.
Saya amat terkejut, dan rasa terkejut saya tidak akan ada
kesudahannya, dan mereka yang berfikiran rasional dan bertanggong
jawab akan bersetuju dengan saya, bagaimanakah agaknya ulama’ Sunni
boleh bersetuju pada kebenaran para sahabat semuanya dan bermohon
kesejahteraan kepada Allah untuk mereka dan berdoa’ untuk mereka
semua tanpa pengecualian, walaupun sebahagian mereka berkata,
"Laknatlah kepada Yazid tetapi jangan berlebihan".. Tetapi dimana-kah
Yazid diantara segala trajedi ini yang mana tiada agama atau logik boleh
terima? Saya merayu kepada manusia Sunni, jika mereka benar-benar
mengikuti hadith Rasul (saw), agar meninjau hukum Al-Qur'an dan
Sunnah Nabi secara cermat dan seadil-adilnya tentang kefasikan Yazid
dan kekufurannya. Rasulullah (saw) bersabda:" Sesiapa
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 115
yang mencaci Ali, maka dia telah mencaciku, dan sesiapa yang mencaciku,
maka dia mencaci Allah. Dan sesiapa yang mencaci Allah, Allah akan
mencampaknya kedalam neraka" [25].
Demikianlah orang yang orang yang mencaci Ali. Maka, jadi apakah jenis
hukuman bagi mereka yang melaknat dan memeranginya.. Apakah
pendapat ulama’ kita terhadap kesemua kenyataan (fakta) ini, Ataukah
hati mereka telah terkunci rapat?! Katakanlah, ya Allah, lindungilah kami
dari bisikan syaitan dan dari kehadirannya.
1.Para Sahabat Membuat Perubahan juga di Dalam Solat
Anas ibn Malik berkata: Saya tidak mengetahui apa-apa semasa hayat
baginda rasul (saw) lebih baik dari solat. Dia berkata: Tidakkah kamu
kehilangan sesuatu dalam solat?"Al-Zuhri berkata: Saya pergi bertemu
Anas ibn Malik di Damasyik, dan mendapati dia menangis, saya bertanya
kepada dia, "Apa yang membuat kamu menangis?" Dia menjawab, "Aku
telah lupa segala yang aku ketahui melainkan solat ini. Itupun aku telah
sia-siakannya" [26] .
Saya suka untuk menyatakan bahawa bukan para Tabi'in yang merubah
segala sesuatu setelah berlakunya fitnah dan peperangan ini. Di sini ingin
aku nyatakan bahawa orang yang pertama sekali membuat perubahan
didalam Sunnah Rasul Allah (saw) mengenai solat adalah khalifah
Muslimin yang ketika, Uthman bin Affan. Begitu juga Umm al-Mukminin
Aisyah yang terlibat didalam perubahan ini. Al Bukhari dan Muslim,
kedua-duanya menyatakan didalam buku mereka bahawa Rasul Allah (saw)
mengerjakan dua rakaat di Mina, dan Abu Bakar dan Umar serta di masa
awal zaman kekhalifah Uthman. Setelah itu Uthman, yang kemudiannya
mengerjakan solat empat rakaat" [27].
Muslim juga meriwayatkan didalam kitab sahihnya bahawa al-Zuhri
bertanya Urwah, "Mengapa Aisha solat empat rakaat semasa musafir?
Dia menjawab, "Aisyah melakukan takwil sebagaimana yang dilakukan oleh
Uthman" [28]
Umar bin Khatab juga berijtihad dan bertakwil di hadapan nas-nas yang
nyata dari Nabi(saw), dan juga di hadapan nas-nas al-Quran. Sebagaimana
dia pernah mengatakan: Ada dua muta'ah yang diperbolehkan pada
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 116
zaman Nabi, , tetapi sekarang saya menegahnya dan menghukum sesiapa
yang melakukannya (dua muta'ah - muta'ah haji dan muta'ah nikah).
Beliau juga berkata kepada orang yang berjunub tetapi tidak menjumpai
air untuk mandi,"janganlah bersolat". Walaupun terdapat firman Allah
(awj) didalam surah al-Maidah: 6:...".Lalu jika kamu tidak menjumpai air,
maka bertayammumlah dengan menggunakan tanah yang bersih".
Al Bukhari menyatakan didalam kitabnya, didalam bab Idza Khofa al-
Junub A'la Nafsihi (Jika Orang Yang Berjunub Takut Akan Dirinya):"
Saya mendengar Shaqiq ibn Salmah berkata: Saya bersama dengan
Abdullah dan Abu Musa, dan Abu Musa bertanya, "Apa yang kamu kata
kepada seorang yang berjunub tetapi tidak menjumpai air?" Abdullah
menjawab, "Dia tidak boleh bersolat sehingga dia menjumpai air" Abu
Musa kemudian bertanya, "Apa pada fikiran kamu tentang apa yang
dikatakan Rasul Allah (saw) kepada Ammar mengenai masalah yang sama
ini?" Abdullah berkata, " Untuk sebab itu Umar tidak begitu yakin hati
[dengannya]" Abu Musa berkata, "Lupakan mengenai peristiwa Ammar ini,
tetapi apa yang kamu katakan mengenai dengan ayat Quran?" Abdullah
diam dan tidak menjawab. Kemudian dia menerangkan pendiriannya
dengan berkata, "Jika kita izinkan mereka (melakukan tayammum) ini,
maka setiap kali jika dirasakan sejuk, mereka akan bertayammum
sahaja". Saya berkata kepada Shaqiq, "Pastinya Abdullah membenci
untuk itu" Dia berkata, "Ya"[29].
III Para Sahabat Membuat Pengakuan Terhadap Diri Mereka Sendiri
Anas ibn Malik berkata bahawa suatu hari Rasul Allah (saw) berkata
kepada kaum Ansar: Kamu akan lihat selepas saya kebahilan yang amat
sangat, tetapi bersabarlah sahingga kamu bertemu Allah danRasulNya di
Telaga Haudh. Anas berkata: Kami tidak sabar [30].
Al-Ala ibn al-Musayyab mendengar ayahnya berkata: Saya bertemu al-
Bara ibn Azib (ra), dan berkata kepadanya, "Berbahagialah bagi kamu,
kerana kamu dapat bersahabat dengan Nabi(saw), dan kamu membaiahnya
di bawah pohon(Bai'ah Takhta Syajarah - Bai'ah Ridhwan)". Barra
berkata, "Wahai putera saudaraku, kamu tidak mengetahui apa yang
telah kami lakukan selepas ketiadaannya" [31].
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 117
Jika sahabat yang utama, yang terjumlah salah saorang dari As-Sabiqun
al-Awwalin ini, yang pernah yang membai'ah Rasul Allah {saw] dibawah
pohon, dan Allah rela kepada mereka kerana Allah mengetahui apa yang
didalam hati mereka sehingga diberikan ganjaran yang besar, lalu dia
mengaku terhadap dirinya dan sahabat-sahabat lain bahawa mereka telah
melakukan "sesuatu" selepas Nabi, maka bukankah pengakuan ini adalah
satu bukti pengesahan kepada apa yang dikatakan oleh rasul Allah (saw)
terhadap para sahabat yang berpatah kebelakang dan berpaling darinya
selepas wafatnya.
Bagaimana seorang yang berakal, selepas segala pembuktian ini, percaya
kepada keadilan bagi semua para sahabat, sebagaimana yang dilakukan
oleh Ahlul Sunnah Wal Jamaah.
Mereka yang mengatakan demikian jelas telah menyalahi nas dan akal. Ini
bererti hilanglah segala ciri-ciri intelektual yang sepatutnya dijadikan
pegangan di dalam sebuah kajian.
IV Pengakuan Dua Shaykh (Syaikhain) dan Terhadap Diri Mereka Sendiri
Didalam bab bertajuk ,"Manaqib Umar ibn Al-Khattab", al-Bukhari
menulis didalam bukunya, Apabila Umar ditikam, dia merasa amat sakit
dan Ibn Abbas mahu mententeramkannya, maka dia berkata kepadanya,
"Wahai Amirul Mukminin, jika memang sudah sampai waktunya, bukankah
kamu adalah sahabat Rasulullah yang baik, dan apabila baginda
meninggalkan kamu, dia merasa redha dengan kamu. Kemudian kamu
bersama Abu Bakr, dan kamu adalah sahabat yang baik baginya, dan
apabila dia meninggalkan kamu dia merasa redha dengan kamu. Kemudian
kamu bersama para-para sahabat mereka, dan kamu adalah sahabat yang
baik kepada mereka, dan jika kamu meninggalkan mereka, mereka akan
terus rela kepada kamu." Kemudian Umar menjawab," "Adapun tentang
persahabatan dan kerelaan Rasulullah yang engkau sentuh tadi, maka itu
adalah anugerah yang Allah telah berikan kepadaku. Adapun
persahabatan dan kerelaan Abu Bakr dan, itu adalah anugerah dari Allah
(awj) telah dikurniakan kepada saya. Tetapi sebabnya kamu melihat dari
rasa takutku adalah kerana kamu dan para sahabat kamu. Demi Allah, jika
saya mempunyai segunung emas didunia ini, maka aku akan korbankan
untuk menebus diriku dari azab Allah (awj) sebelum aku bertemuNya"
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 118
[32].
Sejarah juga mencatatkan beliau pernah di katakan sebagai telah
berkata seperti berikutnya:, "Oh alangkah baiknya jika aku hanyalah
seekor kambing keluargaku. Mereka tentu akan mengemukkan aku kepada
tahap yang mereka suka. Mereka hiriskan sebahagian dariku dan
dipanggangnya sebahagian yang lain. Kemudian mereka tentu akan
memakanku, dan akhirnya dikeluarkan pula sebagai najis. Oh kalaulah aku
menjadi seperti itu dan tidak menjadi manusia" [33]
Nampaknya Abu Bakr juga menyatakan perkara yang sama seperti yang
diatas. Ketika dia melihat seekor burung yang hinggap diatas pokok,
kemudian berkata, "Berbahagialah kamu burung….kamu memakan buahbuahan,
dan kamu hinggap di atas pokok tanpa ada hisab dan balasan. Aku
lebih sukan kalau aku ini adalah sebatang pohon yang tumbuh di tepi
jalan. Lalu seekor unta berjalan di sana, dan memakanku, kemudian aku
dikeluarkannya pula dan tidak menjadi seorang manusia" [34]. Dia juga
berkata, "Oh kalaulah ibuku tidak melahirkanku…Oh kalaulah aku adalah
hanya sebiji pasir dari satu batu-bata" [35].
Dan ini adalah firman Allah yang memberi khabar gembira kepada hambahambaNya
yang Mukmin: "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah, tiada
ketakutan terhadap mereka, dan tiada pula mereka berdukacita. Mereka
yang beriman dan bertakwa. Untuk mereka khabar gembira waktu hidup
di dunia dan di akhirat, tiada bertukar-tukar kalimah (jani-janji) Allah,
demikian itu adalah kemenangan yang besar" [10:62 – 64]
Allah juga berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang berkata: Tuhan
kami adalah Allah, kemudian mereka dijalan yang lurus, para malaikat
turun kepada mereka berkata: Janganlah takut dan berdukacita, dan
terimalah khabar gembira dengan taman [syurga] yang telah dijanjikan.
Kami adalah wali-wali kamu didunia ini dan diakhirat, dan untukmu di sana
apa-apa yang dihajati oleh jiwamu dan apa-apa yang kamu minta. Sebagai
pemberian dari Tuhan Yang Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.
[41:30 – 32]
Mana boleh dengan dua shaykh ini, Abu Bakr dan Umar, berangan-angan
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 119
untuk tidak menjadi manusia, yang mana Allah telah muliakan dan
meletaknya diatas segala makhluk-makhluk yang lain? Walaupun
berimannya seorang Mukmin awam, yang beristiqamah dijalan yang lurus
semasa hayatnya, menerima kedatangan malaikat untuk memberitahu dia
khabar gembira mengenai tempatnya di syurga, dan bahawa dia tidak
perlu takut akan siksaan Allah, atau berdukacita mengenai peninggalannya
didalam hidup, dan bahawa dia mendapat khabar gembira sedang dia
didalam hidup ini sebelum sampai kepada hidupan akhirat. Jadi bagaimana
boleh terjadi pada sahabat yang agung, kejadian yang terbaik selepas
rasul Allah (saw) [sebagaimana kita telah diajari], berangan-angan ingin
menjadi najis, ataupun sehelai rambut atau sebiji pasir?, Seandainya
apabila malaikat telah memberi mereka khabar gembira yang mereka
akan memasuki syurga maka mereka tentu tidak mengharap untuk
memiliki segala emas didunia untuk menebus diri dari siksaan Allah
sebelum menemuiNya.
Allah (awj) berfirman: "Kalau tiap-tiap jiwa yang telah melakukan
ketidakadilan [kezaliman] mempunyai segala-gala yang dibumi ini, dan
memberikannya sebagai tebusan, dan mereka akan meyatakan kekesalan
apabila mereka menyasikan siksaan, dan perkara itu akan ditentukan
diantara mereka dengan keadilan dan mereka tidak akan dianiaya. [10:54]
Allah juga berfirman, "Dan telah dipunyai oleh mereka yang zalim
segalanya yang didunia ini, serta ditambah lagi yang sebanyaknya, mereka
tentunya menawarkan sebagai tebusan {supaya terselamat] dari
kekejaman siksaan pada hari kebangkitan: dan apa yang tiada mereka
fikirkan akan menjadi nyata kepada mereka dari Allah. Dan segala
kejahatan yang telah mereka lakukan akan menjadi nyata kepada mereka,
dan perkara-perkara yang mereka olok-olokkan akan mengelilingi
mereka." [39:47 – 48]
Aku berharap dengan ikhlas bahawa ayat-ayat Quran ini tidak melibatkan
sahabat besar seperti Abu Bakr al-Saddiq dan Umar al-Faruq…Tetapi aku
kadang-kadang terjebak dengan adanya nas-nas seperti ini. Itulah kenapa
aku dapat melihat beberapa aspek yang menarik tentang pertalian
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 120
mereka dengan Rasul Allah (saw). Namun di situ jug aku dihadapkan
dengan sikap mereka yang enggan melaksanakan perintah-perintah
baginda, khususnya disaat-saat akhir hayat usia baginda yang barakah
itu, telah membuat baginda amat marah sahingga baginda mengusir
mereka semua keluar dari kamarnya. Aku juga teringat rantaian peristiwa
yang berlaku selepas pemergian baginda serta sikap mereka yang
menganggu puteri baginda Fatimah al-Zahra. Sedangkan Nabi (saw)
berkata: "Fatimah adalah sebahagian dari aku, sesiapa yang membuat dia
marah, bermakna dia telah menyebabkan aku marah" [36].
Fatimah pernah berkata kepada Abu Bakr dan Umar: Aku minta
persaksian dari Allah (awj) kepada kamu berdua, tidakkah kamu
mendengar rasul Allah (saw) berkata: Keredhaan Fatimah adalah
keredhaanku, dan kemarahan Fatimah adalah kemarahanku, dan siapa
yang mencintai anakku Fatimah mencintaiku, dan siapa yang mencintai
Fatimah, maka dia telah mencintaiku, siapa yang membuat Fatimah rela
maka dia telah membuatkanku rela, dan siapa yang membuat Fatimah
marah, maka dia telah membuatku marah". Mereka berkata, "Ya, kami
mendengarnya dari rasul Allah (saw)" Kemudian Fatimah berkata,
"Sungguh, aku minta persaksian Allah dan malaikat-malaikatNya, bahawa
kamu telah membuatkan aku marah, dan tidak rela, dan jika aku bertemu
rasul Allah (saw) aku akan mengadu kepada baginda mengenai kamu" [37].
Biar kita tinggalkan cerita yang trajik ini sementara waktu, tetapi Ibn
Qutaybah, yang dianggap sebagai ulama’ sunni yang agung, dan yang
terkemuka dalam berbagai ilmu pengetahuan, dan menulis banyak buku
sama ada tafsir al-Quran, hadith, bahasa, nahu, dan sejarah. Mungkin
belia juga telah bertukar menjadi Shiah, sebagaimana sesaorang yang aku
kenali pernah berkata apabila aku menunjukkan kepada dia buku Ibn
Qutaybah, "Tarikh al-Khulafa".
Inilah hanyalah sekadar alasan yang dicari-cari oleh ulama’ kita apabila
mereka harus mengakui fakta-fakta tersebut.Begitu juga al-Tabari
adalah Shiah, dan al-Nasa’i, yang menulis buku mengenai berbagai aspek
Imam Ali adalah Shiah dan Taha Husayn saorang ulama’ yang menulis "Al-
Fitnah al-Kubra" dan menyebut di sana hadith-hadith al-Ghadir serta
mengakui kebenaran-kebenaran yang lain juga dikatakan telah mengikut
Shiah.
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 121
Yang sebenarnya adalah, mereka semuanya ini bukanlah Shiah, dan
apabila mereka mengatakan mengenai Shiah, mereka akan mengatakan
segala perkara yang buruk mengenainya, dan mereka membela keadilan
para sahabat dengan segala yang terdaya. Tetapi yang sebenarnya
bahawa apabila sesaorang menyebut kemuliaan Ali ibn Abi Talib, dan
mengaku kesalahan yang dilakukan oleh sahabat yang agung, tiba-tiba
kita tuduh mereka telah bertukar menjadi Shiah. Cukuplah apabila kamu
berkata di hadapan mereka salawat Nabi yang diiringi dengan Wa Alaihi
atau menyebutkan asaihissalam kepada Imam Ali, maka kamu akan dicop
sebagai Shiah. Dengan kedudukan yang begitu, suatu hari, semasa
perbahasan, aku bertanya kepada saorang ulama’ kita, "Apa pendapat
kamu terhadap al-Bukhari?" Dia berkata, "Dia adalah seorang yang
terkemuka didalam hadith dan kami terima bukunya sebagai paling sahih
[betul] selepas kitab Allah, sebagaimana yang dipersetujui oleh semua
ulama’" Aku berkata kepadanya, "Dia adalah Shiah" Dia tertawa dan
berkata, "Jauh sekali Imam Bukhari akan jadi Shiah". Aku berkata,
"Tidakkah anda yang berkata bahawa sesiapa yang berkata Ali,
alaihissalam diatasnya, adalah seorang Shiah?" Dia berkata, "Ya" Lalu aku
tunjukkan kepadanya dan orang-orang yang bersamanya buku al-Bukhari,
dan dibanyak tempat, apabila nama Ali dan Husayn bin Ali muncul, dia
menulis "Alaihissalam" begitu juga dengan nama Fatimah puteri Nabi dia
menyebutkan Alaihassalam [38]. Dia sangat terkejut dan tidak tahu apa
yang hendak dikatakan.
Mari kita kembali kepada insiden yang dinyatakan oleh Ibn Qutaybah
dalam mana Fatimah dikatakan telah marah pada Abu Bakar dan Umar.
Jika akumeragui kesahihan cerita ini, maka aku tidak boleh meragui
kesahihan buku al-Bukhari, yang kita terima sebagai buku yang benar
selepas kitab Allah. Setelah kita sanggup menerima bahawa ianya adalah
betul, maka Shia mempunyai hak untuk menggunakannya didalam protes
mereka terhadap kita dan memaksa kita kepada apa yang kita janjikan,
ini adalah adil bagi mereka yang rasioanal untuk menerimanya.
Didalam bukunya al-Bukhari menulis didalam bab bertajuk "Keistimewaan
Kerabat Nabi" sebagai berikut: Rasul Allah (saw) bersabda:"Fatimah
adalah sebahagian dari aku, dan sesiapa membuatnya marah,maka dia
telah membuatku marah." Begitu juga dibab mengenai "Ghazwah
Khaybar" dia menulis: Mengikut pada Aishah, Fatimah (as), puteri
Nabi(saw), menghantar seorang utusan kepada Abu Bakar meminta hak
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 122
pusakanya dari pewarisan Nabi(saw). Abu Bakar enggan untuk memberi
Fatimah (as) walau sedikit sekalipun. Fatimah menjadi amat marah
kepada Abu Bakar dan meninggalkan dia dan tidak pernah bercakap
kepadanya sahinggalah beliau meninggal dunia [39].
Rumusannya, natijahnya adalah satu, al-Bukhari menyatakannya secara
ringkas dan Ibn Qutaybah berkata mengenainya secara khusus, dan inilah
dia: Rasul Allah (saw) marah apabila Fatimah menjadi marah, dan baginda
rela, apabila Fatimah rela, dan bahawa beliau meninggal dunia sedangkan
beliau masih marah dengan Abu Bakr dan Umar.
Jika al-Bukhari berkata: Fatimah meninggal sedangkan beliau masih
dalam keadaan marah kepada Abu Bakar, dan sehingga ajalnya beliau
tidak bercakap dengan Abu Bakar, maka kalimah riwayat Bukhari ini sama
maknanya dengan riwayat Ibnu Qutaibah di atas. Dan jika Fatimah
adalah, "Penghulu Wanita Alam Semesta (Saidati-Nisa Fil-'Alamin)"
sebagaimana dikatakan oleh al-Bukhari didalam bahagian al-Isti’dzan, dan
jika Fatimah adalah wanita yang seorang dari ummat ini yang dibersihkan
dari segala dosa dan disucikankan sebersih-bersihnya, maka itu bermakna
bahawa sikap kemarahan beliau tentunya adalah kebenaran semata-mata.
Itulah kenapa Allah dan pesuruhNya menjadi marah oleh kemarahan
beliau. Oleh kerana itu Abu Bakr berkata, "Aku berlindung kepada Allah
dari kemurkaanNya dan kemurkaanmu wahai Fatimah". Kemudian Abu
Bakr menangis tersedu-sedu sehingga dadanya sesak. Fatimah juga
berkata: "Demi Allah, aku akan memohon keburukanmu di dalam setiap
doa yang aku panjatkam setelah solat". Kemudian Abu Bakr keluar sambil
menangis dan berkata: "Saya tidak perlu dengar bai'ah kalian dan
lepaskanlah aku dari bai'ah kalian" [40].
Kebanyakkan ahli sejarah dan ulama’ kita mengakui bahawa Fatimah (as)
telah mendakwa Abu Bakr di dalam banyak kes, seperti kes harta pusaka,
bahagian hak kerabat Nabi, tetapi tuntutan beliau ditolak, dan beliau
meninggal dengan perasaan marah kepadanya. Bagaimana pun, ulama kita
kelihatan melepaskan insiden-insiden ini tanpa mempunyai keinginan untuk
memperkatakannya dengan lebih khusus lagi, alasannya seperti biasa
supaya mereka dapat menjaga kemuliaan Abu Bakar.
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 123
Satu perkara yang pelik yang telah aku baca mengenai cerita ini, adalah
apa yang seorang pengarang katakan setelah dia menceritakan secara
agak khusus [mendalam] insiden ini: Jauh sekali, bahawa Fatimah
membuat tuntutan kepada sesuatu yang bukan haknya, dan jauh sekali
Abu Bakr akan melarang Fatimah dari haknya". Penulis itu beranggapan
bahawa melalui kenyataan-kenyataan yang lemah itu, dia dapat
menyelesaikan masaalah ini dan meyakinkan para penyelidik. Dia kelihatan
seperti berkata sesuatu yang serupa dengan yang berikut: Jauh sekali
Al-Qur'an akan berkata sesuatu yang bukan hak atau jauh sekali Bani
Israel akan menyembah anak lembu.
Kita telah dihantui oleh ulama’ yang mengatakan sesuatu yang mereka
sendiri tidak fahami atau mempercayai sesuatu yang kontradiktif
(bertentangan). Dalam kes ini Fatimah menuntut dan Abu Bakr menolak
tuntutan beliau, jadi sama ada beliau adalah seorang yang penipu –
ampunan Allah – atau Abu Bakr berlaku zalim terhadapnya. Tidak ada
penyelesaian yang ketiga untuk kes ini, sebagaimana sebahagian dari
ulama’ kita mahukan. Jika kemungkinan Fatimah Berbohong adalah
tertolak, kerana oleh pengesahan dari ayahnya didalam kata-kata
baginda: "Fatimah adalah sebahagian dariku, dan sesiapa saja yang
mengganggunya, bermakna menggangguku". Dari itu, sesiapa yang
berbohong tidak berhak menerima sabda Nabi seperti ini; dan hadith ini
sendiri adalah bukti kemaksumannya dari bercakap dusta dan dari segala
perbuatan yang munkar sebagaimana ayat Tathir yang diturunkan
untuknya, suaminya, dan dua orang puteranya dengan persaksian dari
Aisyah [41] juga sebagai bukti akan kemaksumannya. Jika ini tertolak
maka tiada lagi jawapan lagi bagi orang yang berfikiran rasional kecuali
harus menerima kenyataan bahawa beliau telah dizalimi, dan sikap
menolak dakwaannya ini adalah perkara yang mudah bagi mereka yang
berani hatta membakar rumahnya, jika orang-orang yang enggan
memberikan bai'ah tidak keluar dari rumahnya [42]. Itulah kenapa
Fatimah AS tidak memberikan izin kepada Abu Bakar dan Umar masuk ke
rumahnya. dan ketika Ali membawa mereka masuk, Fatimah juga
memalingkan wajahnya dan tidak mahu melihat mereka berdua [43].
Fatimah telah meninggal dunia, dan berdasarkan wasiatnya, beliau
dikuburkan secara rahsia, dan pada malam hari, supaya tiada seorang pun
dari mereka dapat hadir diperkebumian beliau [44] dan sehingga kehari
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 124
ini, pusara anak perempuan Rasul Allah (saw) tidak diketahui.
Aku sangat suka untuk bertanya mengapa ulama’ kita diam membisu
terhadap fakta ini, dan keberatan untuk melihat kedalamnya, atau pun
untuk menyebutnya. Mereka memberi kita gambaran bahawa para
sahabat adalah seperti malaikat suci dan tidak mempunyai dosa, dan
apabila kamu bertanya mereka mengapa khalifah Uthman boleh
terbunuh? Maka, mereka akan menjawab: bahawa penduduk Mesirlah -
orang-orang kafir - yang membunuhnya, maka tamatlah perkara itu
dengan dua kalimah itu sahaja.
Apabila saya mendapat peluang untuk membuat penyelidikan di dalam
sejarah, saya dapati bahawa tokoh-tokoh utama disebalik pembunuhan
Uthman adalah para sahabat itu sendiri, dan bahawa Aisyah yang
menyeru pembunuhanya di khalayak ramai.Aisyah berkata: "Bunuh Na’thal
[orang tua yang keras kepala] itu. Ia telah kafir" [45]. Di sana kita
mengetahui bahawa Talhah, al-Zubayr, Muhammad ibn Abi Bakr dan para
sahabat yang terkenal lainnya mengepong dia didalam rumah dan
menghalang dia dari mengambil air minuman, supaya mereka dapat
memaksanya untuk meletak jawatan. Lebih lagi, para sejarah menyatakan
bahawa mereka tidak membenarkan mayatnya ditanam di perkuburan
kaum Muslimin, dan akhirnya dia ditanam di "Hashsh Kawkab" tanpa
dimandikan atau dikafankan. Subhanallah. Bagaimana mereka boleh
mengatakan kepada kita bahawa dia dibunuh secara zalim, dan bahawa
mereka yang membunuhnya bukan Muslim.
Ini satu lagi kes yang sama dengan permasalahan Fatimah dan Abu Bakr:
Sama ada Uthman dilayan secara zalim, maka kita boleh menjatuhkan
hukuman kepada para sahabat yang membunuh dia atau mereka yang
mengambil bahagian di dalam pembunuhan itu bahawa mereka adalah
penjenayah yang jahat kerana mereka membunuh khalifah kaum Muslimin
dengan penuh kezaliman dan permusuhan, bahkan membaling batu keatas
jenazahnya, sehingga Uthman dizalimi ketika hidupnya dan setelah
matinya. Atau pun para sahabat telah menghalalkan darahnya kerana dia
telah melakukan berbagai tindakan yang bercanggah dengan Islam,
sebagaimana punca sejarah mengatakan kepada kita. Tidak terdapat
kemungkinan ketiga, melainkan kita menolak fakta sejarah dan menerima
gambaran yang salah bahawa orang-orang "kafir" Mesir yang membunuh
Uthman. Didalam kedua-dua kes ini terdapat penolakkan yang total pada
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 125
kepercayaan umum bahawa para sahabat adalah adil dan benar, tanpa
pengecualian, kerana sama ada Uthman yang bersalah atau pembunuhnya
yang bersalah, tetapi kesemuanya adalah para sahabat, maka andaian kita
ditolak [salah]. Jadi kita hanya tinggal dengan andaian dari pengikut Ahl
al-Bayt, dan bahawa sebahagian para sahabat adalah adil, dan bukan
kesemuanya.
Kita boleh bertanya beberapa soalan mengenai peperangan al-Jamal, yang
telah dimulakan oleh Umm al-Mukminin Aishah, yang memainkan peranan
utama didalamnya. Bagaimana boleh Umm al-Mumineen Aishah
meninggalkan rumahnya yang mana Allah (awj) telah mengarahkannya
untuk tinggal didalamnya. Firman Allah:" Tetaplah kamu didalam rumah
dan janganlah kamu berhias seperti perempuan jahiliyah" [33:33]
Kita juga boleh bertanya, atas hak apa Aishah membolehkan dirinya
mengistiharkan perang dengan khalifah Muslim, Ali ibn Abi Talib?
Bukankah beliau Wali (pemimpin) bagi orang-orang Mukmin dan
Mukminah? Seperti biasa, ulama’ kita, dengan mudah menjawab bahawa
dia tidak suka kepada Imam Ali kerana dia menasihatkan rasul Allah
(saw) untuk menceraikannya di dalam peristiwa al-Ifk. Kelihatan seperti
mereka-mereka ini cuba untuk meyakinkan kita bahawa insiden itu adalah
alasan yang mencukupi untuk dia melanggar perintah Tuhannya dan
suaminya Rasul Allah (saw). Dia menunggang unta, bahawa rasul Allah
(saw) telah melarangnya dari menunggang dan mengingatkannya mengenai
salakkan anjing al-Haw'ab [46]. Aishah telah membuat perjalanan yang
jauh, dari al-Medinah ke Mekah kemudian ke Basrah, hanya untuk
memerangi Amirul Mukminin dan sahabat-sahabat lain yang
membai'ahnya, dan menyebabkan kematian ribuan orang Islam, seperti
yang dicatatkan dalam buku-buku sejarah [47]. Dia melakukan ini semua
kerana dia tidak suka kepada Ali kerana menasihatkan rasul untuk
menceraikannya. Bagaimana pun rasul tidak menceraikannya, jadi mengapa
sampai begini sekali kebenciannya terhadap Imam Ali?
Sejarah telah merakamkan beberapa tindakkan agressifnya terhadap Ali
yang tidak dapat diterangkan dan ini adalah sebahagian darinya. Apabila
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 126
dia {Aisha] sedang dalam perjalanan pulang dari Mekah, Aishah telah
diberitahu bahawa Uthman telah dibunuh, maka dia merasa gembira,
tetapi apabila dia mengetahui bahawa mereka telah melantik Ali sebagai
pengganti, dia menjadi amat marah dan berkata: "Bawa saya kembali"
Makanya dia telah memulakan perang saudara terhadap Ali, yang mana
nama beliau dia tidak suka untuk menyebutnya, sebagaimana dipersetujui
oleh kebanyakkan ahli sejarah.
Tidak terdengar ke Aisha kata-kata rasul Allah (saw): Mencintai Ali
adalah beriman, dan membencinya adalah (tanda) nifaq (munafik)? [48]
Sehinggakan bahawa sebahagian para sahabat pernah berkata: "Kami
mengenali mereka yang munafik dengan kebencian mereka terhadap Ali"
Tidakkah Aisha pernah mendengar kata-kata rasul Allah (saw): Sesiapa
yang menerima aku sebagai pemimpin (wali) mereka, maka Ali adalah
pemimpin mereka? Sudah tentu dia mendengar itu semua, tetapi dia tidak
menyukainya, dan dia tidak suka untuk menyebut namanya, dan apabila dia
mengetahui kematian beliau [Ali] dia sujud dan bersyukur kepada Allah
[49].
Biarlah kita tinggalkan semua ini, kerana aku tidak mahu membincang
riwayat hidup Umm al-Mumineen Aishah, tetapi saya telah cuba untuk
menunjukkan beberapa ramai para sahabat yang melanggar asas-asas
Islam dan melangar perintah rasul Allah (saw) dan mencukupilah untuk
menyatakan insiden yang berikutnya yang berlaku kepada Aishah semasa
perang saudara, dan yang mana telah disahkan oleh semua ahli sejarah
dan sebagai bukti kuat atas kesimpulanku.
Telah dikatakan bahawa apabila Aishah melalui pinggir air al-Hawab dan
mendengar salakkan anjing, dia teringat akan peringatan dari
suaminya,Rasul Allah (saw), dan bagaimana dia menghalangnya dari
menjadi penyebab kepada peperangan "al-Jamal" Dia menangis, dan
kemudian berkata, "Bawalah aku pulang, bawalah aku pulang!" Tetapi
Talhah dan al-Zubayr membawa lima puluh orang dan meminta mereka
bersumpah bahawa tempat air itu bukanlah al-Hawab. Kemudian dia
menyambung perjalanan sehingga sampai ke Basrah. Kebanyakkan ahli
sejarah mempercayai bahawa mereka yang lima puluh orang itu adalah
yang pertama didalam sejarah Islam memberi kesaksian palsu [50].
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 127
Wahai orang-orang yang berfikiran cerdik, tunjukkan kepada kami
bagaimana caranya menyelesaikan kemusykilan ini? Adakah ini benarbenar
para sahabat yang agung, yang kita selalu menghukum mereka
sebagai orang-orang yang adil bahkan mengatakannya bahawa mereka
adalah manusia yang paling mulia selepas Rasul Allah (saw) namun mereka
memberi kesaksian palsu, sedangkan Rasul Allah menganggapnya sebagai
sebahagian dari dosa-dosa yang besar yang boleh membawa ke neraka.
Soalan yang sama timbul lagi. Siapa yang benar dan siapa yang salah?
Sama ada Ali dan pengikut-pengikutnya yang salah, atau Aishah dan
pengikutnya dan Talhah dan al-Zubayr dan pengikutnya yang salah. Tidak
terdapat kemungkinan yang ketiga. Tetapi saya tidak mempunyai
keraguan bahawa penyelidik yang adil akan memihak kepada Ali yang
(disabdakan oleh Nabi) sentiasa bersama kebenaran, dan cuba mematikan
fitnah yang dinyalakan oleh Umm Mukminin Aishah dan dan pengikutnya
yang menyebabkan peperangan saudara yang telah menghancurkan
ummah, dan meninggalkan kesan yang trajik hingga kehari ini.
Untuk keterangan yang lebih lanjut, dan untuk kepuasan diriku, aku
sertakan riwayat-riwayat berikut: al-Bukhari telah meriwayatkan didalam
kitabnya dalam Bab al-Fitnah, fasal al-Fitnah Allati Tamuju Kamauji al-
Bahri (Fitnah Yang Mengamuk Seperti Gelombang Lautan), riwayat
seperti berikut: Apabila Talhah, al-Zubayr dan Aishah pergi ke Basrah,
Ali menghantar Ammar ibn Yasir dan al-Hasan ibn Ali ke Kufah.
Setibanya mereka disana, mereka terus kemasjid dan berkata kepada
para jamaah, dan kami mendengar Ammar berkata: Aishah telah pergi ke
Basrah….dan demi Allah, dia adalah isteri rasul kamu didalam dunia ini
dan juga diakhirat, tetapi Allah (awj) sedang menguji kamu agar Dia tahu
kepada Alikah kalian akan taati, ataukah kepada Aisyah?[51]
Juga Bukhari meriwayatkan di dalam Bab as-Syurut fasal Ma Ja Fi Buyut
Azwaj an-Nabi(Apa Yang Berlaku Di Rumah Isteri-isteri Nabi):" Suatu
ketika Nabi (saw) sedang berucap, dan baginda menunjukkan kerumah
dimana Aishah tinggal, dan baginda berkata: Di sinilah fitnah, di sinilah
fitnah, di sinilah fitnah dari mana munculnya tanduk syaitan" [52].
Al-Bukhari banyak menulis perkara yang aneh mengenai Aisha dan tabiat
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 128
buruknya terhadap rasul, sahinggakan bahawa ayahnya telah memukulnya
sahingga berdarah. Dia juga menulis mengenai tuntutannya terhadap nabi
sahingga Allah mengugutnya dengan penceraian dan digantikan dengan
isteri yang lain yang lebih baik dan terdapat banyak lagi cerita-cerita lain
yang akan memakan ruang yang panjang jika dijelaskan.
Selepas itu semua saya bertanya kenapa Aishah berhak mendapat segala
penghormatan dari Sunni; adakah kerana dia isteri rasul? Tetapi baginda
mempunyai isteri yang ramai, dan sebahagian mereka lebih utama dari
Aishah, sebagaimana yang dikatakan oleh rasul sendiri [53] Atau mungkin
kerana dia adalah anak perempuan Abu Bakar! Atau mungkin kerana dia
memainkan peranan yang penting didalam penafian wasiat rasul untuk Ali,
dan apabila dia diberitahu bahawa Nabi telah berwasiat kepada Ali, dia
berkata, "Siapa yang berkata begitu? Aku yang bersama rasul (saw)
memangku kepala baginda di dadaku. Kemudian baginda meminta talam,
semasa aku tunduk baginda meninggal, tanpa aku rasakan apa-apa.Jadi
aku tidak nampak bagaimana dikatakan bahawa Nabi telah berwasiat
kepada Ali?[54]. Atau adakah kerana dia melancarkan peperangan yang
habis-habisan terhadap Ali dan anak-anaknya sesudah beliau [Ali], dan
sehingga menghalang perarakkan jenazah al-Hasan – penghulu pemuda
disyurga – dan melarang persemadian beliau disebelah datuknya,Rasul
Allah dan berkata: "Jangan izinkan sesiapa yang aku tidak suka untuk
memasuki rumahku".
Entahlah apakah Dia [Aisha] terlupa, atau mengabaikan kata-kata rasul
Allah (saw) mengenai Hasan dan saudaranya: "Allah akan suka kepada
orang yang menyukai keduanya, dan membenci orang yang membenci
keduanya" atau kata-kata baginda: "Aku berperang dengan mereka yang
berperang dengan kamu, dan aku berdamai dengan mereka yang berdamai
dengan kamu". Dan terdapat banyak lagi sabda-sabdanya yang lain.
Betapa tidak bukankah mereka berdua adalah bunga yang harumnya
semerbak bagi umat ini?
Tidak menghairan sebelumnya dia [Aisha] mendengar banyak lagi katakata
pada penghormatan Ali; walaupun terdapat peringatan dari rasul, dia
telah bertekad untuk memerangi beliau dan memisahkan manusia darinya
serta mengingkari segala keutamaan-keutamaannya. Kerana itulah, bani
Umaiyyah mengasihi dia dan meletakkannya ditempat yang tinggi dan
memuatkan buku-buku dengan kemuliannya dan menjadikannya marja'
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 129
(pakar rujuk) pada ummat Islam kerana dia memiliki setengah dari agama.
Mungkin mereka memberi setengah lagi agama kepada Abu Hurayrah,
yang memberitahu mereka apa yang mereka inginkan. Lantaran itu maka
Abu Hurayrah mereka letakkan sebagai orang dekat, mereka memberikan
kepadanya kekuasaan sebagai gabenor al-Madinah, mereka memberi dia
istana al-Aqiq dan memberi dia gelaran "Rawiat al-Islam(Perawi Islam)".
Dengan demikian dia memudahkan BaniUmayyah untuk membentuk agama
yang baru yang sempurna, yang tidak memiliki apa-apa dari Kitab Allah
dan Sunnah Rasul melainkan yang sesuai dengan kehendak dan nafsu
mereka dan yang dapat menguatkan kerajaan dan kekuasaan mereka
sahaja.
Agama yang sedemikian sangat sesuai jika dikatakan sebagai bahan
mainan dan olok-olok sahaja yang penuh dengan khurafat dan
kontradiksi.Makanya kebanyakkan dari fakta kebenaran telah lenyap
berkubur dan digantikan dengan kebatilan. Kemudian mereka memaksa
mereka [manusia] atau menggelabui orang ramai dengan cara keagamaan
mereka sehingga agama Allah yang sejati tiada nilai, tiada siapa yang
takut kepada Allah sebagaimana mereka takut kepada Muawiyah.
Apabila kita bertanya kepada sebahagian ulama’ mengenai peperangan
Muawiah menentang Ali, yang telah dipersetujui oleh al-Muhajireen dan
al-Ansar, peperangan yang membawa perpecahan Islam kepada Sunni dan
Shiah dan telah meninggalkan bekas sehingga kehari ini, dengan senang
mereka menjawab dengan berkata: "Ali dan Muawiyah keduanya adalah
para sahabat yang baik, dan keduanya berijtihad secara mereka sendiri.
Bagaimana pun Ali adalah benar, makanya dia berhak dengan dua
ganjaran, tetapi Muawiyah telah tersalah, makanya dia menerima satu
ganjaran. Ianya tidaklah didalam kuasa kita untuk menghukum mereka
atau menyebelahi mereka, Allah (awj) berfirman: Demikian itulah suatu
ummat yang telah terdahulu. Untuknya apa-apa yang telah diushakan dan
untuk mu apa-apa yang kamu usahakan, dan kamu tiada diperiksa tentang
apa-apa yang mereka kerjakan. [2:134]
Sungguh mengecewakan, kita telah diberikan dengan jawapan yang sangat
lemah yang tidak dapat diterima oleh akal yang waras atau pun agama,
ataupun syarak. Ya Allah, aku bersihkan diri dari pendapat yang salah dan
nafsu yang terjerat. Saya bermohon kepada Engkau untuk melindungi
saya dari bisikan syaitan dan kehadirannya.
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 130
Bagaimana fikiran yang waras boleh menerima bahawa Muawiyah telah
berkerja keras untuk berijtihad, dan tersalah memberinya satu pahala
kerana tindakannya menentang Imam bagi sekelian kaum Muslimin, dan
kerana pembunuhannya terhadap orang-orang Mukmin yang tidak
bersalah, serta perlakuan jenayah yang lain yang tidak terhitung
banyaknya yang telah dilakukannya? Dia telah dikenali oleh para sejarah
dengan cara pembunuhannya terhadap lawannya dengan cara yang
tersendiri yang sangat terkenal melalui memberi mereka makan madu
yang mengandungi racun, dan dia pernah berkata, "Allah mempunyai bala
tentera yang dari madu".
Bagaimana mereka ini menghukumnya sebagai seorang yang berijtihad,
dan tersalah, padahal dia adalah seorang ketua kelompok baghi (kelompok
yang memerangi kaum Muslimin yang sah).Terdapat satu hadith rasul
yang masyhur, dan kebanyakkan ulama’ bersetuju tentang kesahihannya,
"Berbahagialah bagi Ammar…….dia akan dibunuh oleh kumpulan yang
baghi". Dan beliau dibunuh oleh Muawiyah dan pengikutnya.
Bagaimana mereka boleh menghukumkan Muawiyah berijtiihad, apabila
dia membunuh Hijr Ibn Adi dan sahabat-sahabatnya dan menanam
mereka di kawasan sampah di padang pasir Syam kerana mereka enggan
mencerca Ali ibn Abi Talib? Bagaimana mereka boleh menghukumkan dia
sebagai sahabat yang adil apabila dia membunuh al-Hasan, pemimpin
pemuda disyurga, dengan meracuni beliau?
Bagaimana mereka menghukumkan dia sebagai bersih setelah dia
memaksa ummat ini untuk membai'ahnya sebagai khalifah dan membai'ah
anaknya yang rosak akhlak Yazid al-Fasik sebagai pengantinya, dan
menukar sistem shura kepada sistem kerajaan bercorak dinasti
keturunan [55].
Bagaimana mereka menghukumkan Muawiyah telah berijthiad dan
memberinya satu pahala, setelah dia memaksa kepada manusia untuk
mencerca Ali dan Ahl al-Bayt dari setiap mimbar.Dia telah membunuh
para sahabat yang enggan melakukannya, dan menjadikan cercaan kepada
Ali sebagai satu sunnah? Fala Huwl Quwwata Illa Billah al-A'li al-A'zim.
Persoalan ini timbul lagi dan akan timbul lagi seterusnya. Kumpulan mana
yang benar dan kumpulan mana yang salah? Sama ada Ali dan syiahnya
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 131
sebagai orang-orang yang zalim dan di pihak yang salah atau Muawiyah
dan pengikutnya yang salah, dan Rasul Allah (saw) telah menerangkan
segala sesuatu di sana.Dalam kedua-dua kes ini, kenyataan tentang
keadilan kepada semua para sahabat tanpa kecuali adalah perkara yang
mustahil dan bertentangan dengan akal yang sihat.
Terdapat banyak contoh di dalam setiap pandangan di atas, dan jika aku
mahu menuliskan secara terperinci, maka saya akan memerlukan berjilidjilid
buku banyaknya. Tetapi saya mahu ringkaskan didalam pengajian ini,
maka saya nyatakan beberapa contoh saja, tetapi syukur kepada Allah,
kerana ianya mencukupi untuk mematahkan kepercayaan-kepercayan
orang-orang sekitarku yang telah membekukan fikiranku untuk sekian
lama, dan menghalang aku dari memahami hadith dan peristiwa sejarah
dengan kriteria akal dan syariah yang telah diajarkani oleh al-Quran dan
Sunnah Nabi SAWA.
Aku akan tetap bertarung dengan jiwaku dan membersihkan diriku dari
setiap debu-debu taksub yang telah menutupiku selama ini. Aku akan
membebaskan diri aku dari rantai dan pengikat yang telah diikatkan
selama lebih dari dua puluh tahun. Hatiku berkata kepada mereka:
Wahai, alangkah indahnya seandainya kaumku mengetahui akan ampunan
Tuhanku kepadaku dan dijadikanNya aku dari golongan orang-orang yang
dimuliakan. Wahai, kalaulah kaumku menemukan dunia yang tidak mereka
ketahui, dan memusuhinya tanpa mereka kenali ini.
AKHIRNYA AKU TEMUI KEBENARAN
Pustaka Pribadi Notaris Herman ALT Page 132

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home