Sunday, October 31, 2010

Apa itu Bid'ah?

Muqaddimah
Bid’ah secara sederhana berarti setiap perkara yang baru atau diada-adakan. Konsep bid’ah ini juga menjadi masalah yang cukup diperselisihkan oleh sebagian golongan. Di antara mereka ada yang menyatakan bahwa setiap bid’ah itu sesat dan sebagian lain justru mengatakan bahwa bid’ah itu ada yang baik(bid’ah hasanah) dan ada yang sesat (bid’ah dhalalah). Masing-masing pihak mengklaim bahwa merekalah yang benar. Dalam hal ini akar masalah sebenarnya terletak pada konsep bid’ah yang dipahami oleh masing-masing pihak.

Ulasan Singkat Tentang Bid’ah
Bid’ah memiliki beragam pengertian sehingga pemahaman akan luasnya terminologi bid’ah sangat penting. Salafy bisa dikatakan adalah golongan yang menyatakan bahwa setiap bid’ah itu sesat. Mereka berpegang pada pernyataan Imam Syatibi bahwa tidak ada pembagian berupa bid’ah hasanah dan bid’ah dhalalah. Hal ini ditolak oleh sebagian kalangan dari Ahlus Sunnah yang justru berpegang pada pernyataan Imam Syafii bahwa bid’ah terbagi menjadi bid’ah hasanah dan dhalalah.

Mari kita lihat sejauh apa keragaman konsep bid’ah:
  • Bid’ah bisa berarti suatu syariat yang diada-adakan dan tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dengan kata lain syariat yang tidak ada tuntunannya baik dari Al Qur’an maupun Hadis. Inilah bid’ah yang dimaksud dalam kata-kata Setiap bid’ah itu sesat.
  • Bid’ah bisa berarti amalan baru yang dilakukan dalam kerangka Sunnah.
  • Bid’ah bisa berarti melaksanakan Sunnah dengan cara yang baru atau modifikasi dari Sunnah.
  • Bid’ah bisa berarti segala hal baru yang sifatnya umum dan memang tidak ada di zaman Rasulullah SAW.
Shalat dengan menggunakan bahasa Indonesia adalah temasuk bid’ah jenis pertama yang sudah jelas kekeliruannya. Perayaan Maulid Nabi SAW adalah bid’ah jenis kedua yang dilakukan dalam kerangka Sunnah. Sedangkan Pembukuan Al Quran dan Hadis adalah bid’ah jenis ketiga karena sudah dimaklumi bahwa penulisan Al Quran dan Hadis adalah Sunnah hanya saja menuliskannya dengan cara tertentu adalah modifikasi dari Sunnah yang ada. Untuk bid’ah jenis terakhir maka itu semua terkait dengan banyaknya hal baru yang memang tidak ada di zaman Rasulullah SAW. Seperti Shalat di atas sajadah, Azan dengan pengeras suara, berzikir dengan tasbih, dan lain-lain. Jadi pengertian terhadap bid’ah jenis apa yang dibicarakan sangat penting untuk mencegah salah pengertian.

Perlu diingatkan pembagian di atas bukanlah harga mati yang berarti sudah pasti benar atau tidak akan ada yang lainnya. Sebuah kata terkadang bersifat dinamis dan menyejarah sehingga bersikap kaku dan bersikeras pada sudut pandang sendiri hanyalah mengundang kesalahpahaman yang akhirnya menjurus pada pertentangan.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home